B2W Bandung
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
B2W Bandung

Forum pekerja bersepeda Bandung
 
IndeksIndeks  GalleryGallery  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 Komunitas sepeda lipat

Go down 
PengirimMessage
tiyo

tiyo


Jumlah posting : 6
Join date : 08.09.08

Komunitas sepeda lipat Empty
PostSubyek: Komunitas sepeda lipat   Komunitas sepeda lipat EmptyTue Sep 16, 2008 10:57 am

Komunitas Sepeda Lipat
Transportasi Serba Praktis Bebas Lahan Parkir

Melihat orang wara-wiri naik sepeda di Kota Bandung sudah biasa, tapi kal liat yang wara-wirinya pake sepeda lipat gimana?. Mungkin di Bandung saat ini orang yang memakai sepeda lipat masih jarang. Berbeda dengan di Jakarta, mereka beraktifitas Bike To Work (B2W) sudah banyak yang menggunakan sepeda lipat atau folding bike.
Di Bandung saat ini yang intens wara-wiri menggunakan sepeda lipat bisa dihitung dengan jari. “Di Bandung baru setahun kebelakang booming sepeda lipat, paling saat ini jumlahnya baru 20 orang yang aktif,” jelas salah seorang penggiat sepeda lipat di Kota Bandung, Sita Anisah.
Dirinya mulai tertarik dengan sepeda lipat atau seli ini karena bentuk dan fungsinya. “Bentuknya yang bisa dilipat sehingga membuat kita mudah untuk kemana saja dan fungsinya pun tidak jauh beda dengan sepeda gede atau MTB lainnya,” jelas Sita. Hanya dikatakan Sita, seli lebih enak digunakan untuk commuter atau bersepeda di daerah perkotaan.
Selain itu, seli juga memenuhi kriteria kendaraan yang bisa digunakan kemana saja tanpa bingung parkir. ”Kalau ke kampus dan tempat kerja tinggal bawa dan simpan di kelas, kalo ke mall juga gak sulit tinggal titip di penitipan barang jadi gak khawatir ilang kecolongan ditempat parkir,” jelasnya.
Selain itu yang menjadi dirinya dan beberapa kaum hawa menyukai seli ialah kemudahan dan kepraktisan. “Biasanya kita sebagai cewe-cewe paling gak mau diribetin dengan masalah kerusakan baik bocor ban, rantai putus atau apapun. Kita langsung aja stop angkot atau taksi dan langsung pulang,” jelasnya sambil tersipu.
Saat ini di Kota Bandung belum ada komunitas khusus yang menampung para pesepeda lipat ini. “Kita gabungnya langsung seluruh Indonesia di Id Folding bike, jadi semuanya langsung ke pusat,” ungkap mahasiswi S2 Teknik dan Management Industri ITB ini. Terkadang pesepeda dari luar kota saling mengunjungi untuk seledar gowes keliling kota.
“Kadang dari Jakarta datang beberapa pesepda dan ingin keliling Bandung sekalian wisata kuliner,” jelas Sita. Dirinya pun kemudian menjadi guide untuk menuntun rombongan keliling Bandung. Selain keliling Bandung rombongan ini pun berwisata sejarah juga kuliner. “Bandung terkenal dengan kulinernya yang beragam dan mengundang selera, jadi ketika temen dari luar kota datang mereka selalu minta diantar,” ujar Sita.
Selain kaum hawa seperti Sita, rupanya kaum adam pun banyak yang tertarik pada seli ini. Salah satunya Satiya Adi Wasana dirinya kepincut seli setelah banyak rekan-rekannya yang menggunakannya. “Cukup praktis kalau ke kantor gak perlu parkir diluar dan kita bawa saja ke dalam disimapan dalam ruangan pun tidak menyita banyak tempat,” ungkap Satiya yang juga Ketua B2W Chapter Bandung ini.
Menurutnya seli sangat cocok untuk aktifitas bersepeda diperkotaan. ”Selain dilihat keren karena belum banyak yang pakai, kita pun pakenya jadi rada gaya sedikit,” ucap Satiya yang akrab dipanggil Tiyo.
Sita dan Tiyo berharap seli akan memasyarakat. ”Seli merupakan sepeda yang praktis sehingga bila kemana-mana tidak akan repot tinggal dijinjing seperti belanjaan,” ucap Sita. Dirinya pun yakin beberapa bulan atau tahun kedepan pengguna seli di Kota Bandung akan bertambah dan menjamur.
Namun walaupun seli berukuran kecil, sepeda ini pun tidak kalah dengan MTB yang sedikit besar. Bahkan beberapa waktu lalu Sita pun mengikuti touring Kemerdekaan Jakarta – Bandung menggunakan seli. “Pasti bedalah, perbandingannya mungkin 3 banding 1, kalao satu kayuhan MTB di seli bisa 3 kali ngayuh,” bebernya.
Namun para penggemar dan juga yang tertarik pada sepeda lipat ini harus bersabar, karena penjualannya tidak sama dengan sepeda gunung lainnya. “Disini harus indent karena kita datangkan lamgsung dari luar negeri,” ucapnya yang sering dimintai tolong untuk memburu seli oleh rekan-rekannya itu. Selain indent waktu tunggunya pun lumayan lama, sekitar tiga bulanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 3 jutaan hingga Rp 10 juta lebih, tergantung model. (yugi prasetyo)
Seputar Indonesia (SINDO Jabar Edisi 8 September)
Kembali Ke Atas Go down
 
Komunitas sepeda lipat
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
B2W Bandung :: News :: Informasi seputar b2w Bandung-
Navigasi: